Where Is Ideology Found? Di manakah ideologi berada?

 

Ada tiga tempat untuk melihat dan menemukan ideologi, yaitu:

1.    dalam bahasa, teks, dan representasi

2.    dalam adat istiadat dan kehidupan sehari-hari

3.    dalam pikiran dan hati kita

1.    Ideologi dalam Bahasa, Teks, dan Representasi

Bahasa, teks, dan representasi adalah perantara yang paling penting terkait dengan ideologi. Dalam menganalisis sebuah teks, ada suatu pertanyaan yang harus dijawab, yaitu nilai-nilai apa, keyakinan, dan perasaan apa yang terkandung dalam teks tersebut sehingga berguna bagi dunia.

Anak-anak pembaca pemula: ideologi di tempat kerja

Buku yang digunakan anak-anak untuk membaca merupakan tempat ditemukannya makna ideologi, juga menjadi hal yang sangat menarik. Buku-buku tersebut meruapakn media awal yang mengenalkan sesuatu kepada anak-anak. Contohnya dalam buku-buku cerita seperti:

a.       Peter and Jane

Buku ini mengajarkan aspek-aspek ideologis yang signifikan kepada anak-anak. Aspek-aspek ideologis ini berkaitan dengan gender, kelas sosial, dan keluarga.

1)      Peter, Jane, dan orang tuanya merupakan keluarga yang lengkap atau ideal.

2)      Nilai yang mengajarkan anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan menghubungkan dua lembaga, yaitu kepolisian dan sekolah. Polisi tidak hanya ingin terlihat bagus, tapi polisi juga menjadi agen kontrol sosial.

3)      Stereotipe mengenai gender juga terlihat dalam cerita ini. Misalnya saat ayah Peter (anak laki-laki) dan Jane menyuruh Peter untuk membantunya membenahi mobil, Jane (anak perempuan) disuruh untuk menyiapkan teh. Nilai yang hendak disampaikan adalah anak laki-laki melakukan pekerjaan di luar rumah, sedangkan anak perempuan melakukan pekerjaan rumah.

Anak-anak yang keadaan keluarganya berbeda dengan cerita akan merasakan dirinya berbeda dengan keluarga lain yang dianggap normal atau ideal.

b.      Tom and Kate

Roland Barthnes melihat mainan anak-anak sebagai alat sosialisasi yang digunakan anak-anak untuk memahami dunia. Anak-anak meniru kebiasaan dan mempraktikkan aturan masyarakat dengan menggunakan mainan. Aktivis pendidikan Paulo Freire menunjukkan pentingnya ideologis pembaca yang sesuai. Saat ia mengikuti program memberantas buta aksara, ia menemukan banyak petani yang merasa tidak cocok dengan bacaan Peter and Jane, sebab isi bacaannya tidak sesuai dengan keadaan mereka.

2.    Dalam adat istiadat dan kehidupan sehari-hari

Ideologi dalam keluarga ditunjukkan oleh budaya Barat melalui arsitektur bangunan rumahnya. Kamar yang digunakan oleh orang tua berada di sekitar kamar anak-anak, sehingga mereka bisa mengawasi keadaan keluarganya. Saat orang-orang mengenal emansipasi, arsitektur rumah juga berbeda. Dapur yang awalnya berada di luar rumah atau bagian paling belakang kini telah dijadikan pusat dari rumah dan ukurannyapun lebih luas.

3.    Dalam pikiran, hati, subjektifitas, dan identitas kita

Ideologi mempengaruhi kepribadian kita. Jika kita menerima dan menghayati nilai dari  cerita Peter and Jane  kemudian kita  membawa ideologi mereka sebagai bagian dari diri kita, maka ide ini akan menjadi identitas kita (konsep kita) seperti bahasa dan ideologi yang kita bangun. Identitas diri, pribadi, dan subjektivitas kita dapat diproduksi oleh beberapa faktor eksternal.  Etnis, golongan, dan gender dalam kehidupan kita merupakan faktor tersebut. Identitas juga dapat dibentuk  dari sesuatu yang tinggi, besar, menarik, dari agama dan yang lainnya. Semua faktor mengarah pada sesuatu yang ada pada kita dan sesuatu yang kita pikirkan. Nama merupakan salah satu bagian dari ideologi pada identitas. Setiap orang memiliki nama yang berbeda-berbeda mulai dari nama depan, nama panggilan, nama belakang, nama kecil, nama keluarga atau marga, dan sebagainya. Nama yang berbeda mengkonstruksikan identitas dan juga kepribadian kita.

Interpelasi

Interpelasi merupakan istilah yang digunakan oleh Louis Althusser untuk mendeskripsikan proses ideologi internasional (Althusser 1977: 162-70; O’Sullivan 1994:155-6).

Gender dan Interpelasi

Gender adalah salah satu pusat identitas dan sosialisasi. Dari proses interpelasi, seseorang bisa melakukan tindakan yang sesuai dan menunjukkan gendernya sehingga gender merupakan salah satu proses interpelasi.

Kebangsaan dan Interpletasi

Identitas nasional juga penting untuk memahami siapa diri kita. Banyak orang Australia merasa bahwa membangun identitas nasional itu penting. Di tahun 2001  pemerintah Australia meluncurkan perusahaan media informasi publik yang besar disebut The Nasional Illicit Drugs Compaign.  Media tersebut memiliki bentuk yang berbeda untuk mengajarkan nilai-nilai dan efek memakai narkoba dalam kehidupan kita.

Peningkatan kesadaran psikoterapi dan psikoanalisis dilakukan dengan menentukan kebiasaan dan identitas kita dari alam bawah sadar. Struktur psikologi dapat sangat kuat dalam menentukan bagaimana kita merasa,bertindak dan berperilaku. Dalam headline media the West Australian  yangberjudul “We Did It” dapat dipertanyakan mengenai siapa yang termasuk dalam kategori “we” dan “our”. Gambar yang terdapat dalam sampul the West Australian menggambarkan bahwa warga Aborigin dan non-Aborigin termasuk dalam “we” dan “our”. Hal ini menunjukkan bahwa Australia menghormati suku Aborigin sebagai bagian dari masyarakat, serta menunjukkan bahwa warga Australia membaur dengan baik, tidak diskriminasi dan bagian dari masyarakat multikultural.

Identitas dan subjektivitas negara: Apakah kita dikendalikan atau memiliki kehendak bebas?

Identitas dan subjektivitas adalah istilah yang sering digunakan dalam media pembelajaran. Makna keduanya seringa dipertukarkan. Identitas merujuk kepada cara memahami siapa kita dan subjektivitas merujuk pada posisi dari mana kita melihat dan memahami dunia. Tantangan untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki kontrol atas dirinya sendiri disebabkan oleh tujuh sebab utama, yaitu:

1.      Teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa keadaan kita merupakan turunan atau determinasi dari keadaan sebelumnya.

2.      Teori Marxis yang melihat perjuangan kelas dan ekonomi sebagai kendali penentu sejarah.

3.      Freud dan psikolog lainnya menyatakan bahwa keadaan kita ditentukan oleh diri kita sendiri melalui alam bawah sadar yang didorong oleh kemauan untuk melanjutkan kehidupan dan mendapat kesenangan.

4.      B.F Skiner dan psikolog kebiasaan manusia menyatakan bahwa semua kegiatan kita ditentukan oleh respon kita terhadap suatu kejadian.

5.      Saussure dan ahli bahasa lainnya menyatakan bahwa bahasa menentukan kita, apa yang kita pikirkan, dan bagaimana kita memahami dunia.

6.      Kaum feminis menyatakan bahwa genderlah menentukan siapa kita dan bagaimana kita sehatusnya berperilaku.

7.      Kaum rasisme menyatakan bahwa yang menentukan sikap kita adalah etnis asal kita.

Esensi dalam diri kita

Culture studies atau kajian budaya melihat identitas sebagai konsep dan tujuan dalam masalah sosial, sedangkan psikologi dan psikoterapi menitikberatkan pada karakter yang kita konstruksikan/susun dari kebiasaan orang tua kita dan orang-orang yang hidup di sekitar kita, terutama dari sikap orang-orang terhadap diri kita.

Kajian budaya bertujuan untuk mendekonstruksi secara subjektif. Pikiran yang kita hasilkan merupakan rangkaian dari interpelasi, wacana, dan struktur sosial saat kita lahir yang meliputi etnik, kelas, dan posisi gender. Dalam psikoterapi dan psikologi, identitas yang membangun lebih sering disebut sebagai karakter. Kajian budaya dan psikoterapi memiliki proses yang mirip, sebab mereka mempunyai tujuan mendekonstruksi karakter.

Kajian budaya juga bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai cara di mata masyarakat yang secara sosial dikendalikan dan dikonstruksikan melalui mekanisme politik dan ideologi. Psikoterapi mengeksplorasi berbagai cara tentang masyarakat yang secara sosial dikendalikan dan dikonstruksi oleh emosi.

 

 

    Tugas Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman.

Nama kelompok :

Purnama Okto Vinali      (F1G012019)

Asep Setiadi                    (F1G012020)

Kartini                             (F1G012021)

Meydiniyanti                   (F1G012022)

Sri Widya Putri               (F1G012023)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS CERPEN “KEMARAU” KARYA ANDREA HIRATA DENGAN PENDEKATAN STILISTIKA

Sepi

REGISTER BAHASA NELAYAN DI KECAMATAN DUKUHSETI KABUPATEN PATI